Thursday 25 November 2010

Humas on Bedah Kampus UI 2010 :)

pfiuuuuuhhhhh, akhirnya satu proker besar humas bisa terlaksana dengan baik dan hasilnya juga baik jugaaaa...hohoho. proker ini sangat sangat sangat menguras energi anak-anak humas karena kita mau memberikan yang terbaik buat FKM *tsaaaah. kita memulai proker ini sejak bulan September. kebayang kan gimana prepare-nya kita untuk acara itu?
sempet beberapa kali ganti konsep untuk stand jurusan, jungkir-balik kebingunan gimana konsep bedah fakultas, kekurangan SDM karena personilnya punya kesibukan kuliah dan kegiatan lain, masalah pribadi juga cukup menjadi faktor penghambat. tapi alhamdulillah semua itu bisa diatasi.
dan foto ini diambil setelah BK selesai dan FKM terpilih menjadi
BEDAH FAKULTAS TERBAIK Bedah Kampus UI 2010!!!! yeaaaaayy!


I always HEART YOU my precious SUPERHUMAS!!!









Read More......

Monday 15 November 2010

Silent Spring

Silent Spring adalah sebuah buku yang ditulis oleh Rachel Carson dan diterbitkan oleh Houghton Mifflin pada tanggal 27 September 1962. Buku ini diterbitkan untuk mengkampanyekan gerakan lingkungan. Ketika Silent Spring diterbitkan, Rachel Carson sudah menjadi penulis terkenal, namun sebelumnya tidak pernah menjadi seorang kritikus sosial. Buku ini tidak hanya menggugah kesadaran masyarakat Amerika tentang kontribusi pestisida terhadap hancurnya ekosistem seperti matinya flora-fauna termasuk terganggunya kesehatan manusia, tetapi juga mendorong perubahan sikap dan sekaligus memotivasi mereka untuk melakukan aksi konkret meminta pemerintahnya melakukan tindakan drastis menghentikan penggunaan pestisida sebagai cara membasmi hama. Akhirnya fenomena Silent Spring dapat memfasilitasi larangan dari pestisida DDT pada tahun 1972 di Amerika Serikat.
Buku ini mendokumentasikan efek merugikan pestisida terhadap lingkungan, terutama pada burung. Carson mengatakan bahwa DDT telah ditemukan menyebabkan kulit telur lebih tipis dan menyebabkan masalah reproduksi dan kematian. Buku ini berpendapat bahwa penggunaan pestisida yang tidak terkontrol dan teruji itu merugikan dan bahkan tidak hanya membunuh binatang dan burung, tetapi juga manusia. Judulnya dimaksudkan untuk menggugah pembaca bahwa di saat musim semi tidak ada lagi suara kicauan burung yang terdengar karena mereka semua lenyap akibat penyalahgunaan pestisida.

DDT

DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane) adalah salah satu yang dikenal sebagai pestisida sintetis dan merupakan bahan kimia yang panjang, unik, dan memiliki sejarah kontroversial.

DDT adalah senyawa hidrokarbon terklorinasi. Tiap heksagon dari struktur ini terdapat gugus fenil (C6H5-) yang memiliki atom klor yang mengganti satu atom hidrogen. Namun, perubahan kecil pada struktur molekularnya dapat membuat hidrokarbon terklorinasi ini aktif secara kimia. DDT diproduksi secara massal pada tahun 1939, setelah seorang kimiawan bernama Paul Herman Moller menemukan dengan dosis kecil dari DDT maka hampir semua jenis serangga dapat dibunuh dengan cara mengganggu sistem saraf mereka. Pada waktu itu, DDT dianggap sebagai alternatif murah dan aman sebagai jenis insektisida bila dibandingkan dengan senyawa insektisida lainnya yang berbasis arsenik dan raksa. Sayangnya, tidak seorangpun yang menyadari kerusakan lingkungan yang meluas akibat pemakaian DDT. Sebagai suatu senyawa kimia yang persisten, DDT tidak mudah terdegradasi menjadi senyawa yang lebih sederhana.

Ketika DDT memasuki rantai makanan, ini memiliki waktu paruh hingga delapan tahun, yang berarti setengah dari dosis DDT yang terkonsumsi baru akan terdegradasi setelah delapan tahun. Ketika tercerna oleh hewan, DDT akan terakumulasi dalam jaringan lemak dan dalam hati. Karena konsentrasi DDT meningkat saat ia bergerak ke atas dalam rantai makanan, hewan predator lah yang mengalami ancaman paling berbahaya. Populasi dari bald eagle dan elang peregrine menurun drastis karena DDT menyebabkan mereka menghasilkan telur dengan cangkang yang tipis dimana telur ini tidak akan bertahan pada masa inkubasi. Singa laut di lepas pantai California akan mengalami keguguran janin setelah memakan ikan yang terkontaminasi.


-dikutip dari berbagai sumber-



Read More......