Thursday 27 February 2014

Trip to Sumatera Barat (1)

Menurut 2PM sih "Again and Again" gue menghilang dari peradaban blog dan membiarkan blog kesayangan ini tertutup sarang laba-laba. Well, saatnya mulai mengaktifkan kembali karena gue punya banyaaak cerita seru yang akan gue share di sini.

Kali ini gue mau berbagi kisah perjalanan dinas (dan jalan-jalan xD) selama 10 hari di Sumatera Barat. Awalnya di proyek ini dapat jatah menjelajah Sumatera Utara, tapi karena satu dan lain hal, dipindahlah ke Sumatera Barat dengan short notice, hari Jum'at diberi tahu ada pemindahan tugas dan Senin subuh sudah harus siap di Bandara Soetta.

Tim Sumbar terdiri dari 4 orang tapi Supervisor baru datang beberapa hari kemudian jadi lumayan bisa melipir kesana-sini sebelum Bu Spv datang hehe. Proyek ini mengharuskan turun lapangan ke 3 Kabupaten/Kota di Sumbar: Kota Padang, Kabupaten Limapuluh Kota, dan Kabupaten Pasaman Barat. Sebelum berangkat sempat lihat di peta ternyata agak jauh ya dan ribet juga mengatur alokasi waktu di tiap lokasi.

Berangkat dengan jadwal penerbangan paling pagi membuat gue sudah sampai Kota Padang sekitar jam 9 pagi. Oya, ternyata Bandara Internasional Minangkabau tempat pesawat mendarat saat ini adalah bandara baru di Kota Padang. Bandara sebelumnya, yaitu Bandara Tabing sejak tahun 2005 sudah beralih fungsi menjadi pangkalan militer TNI AU.

Pemberhentian pertama adalah basecamp enumerator untuk wilayah Kota Padang. Koordinator lapangannya sangat ramah dan bahkan menawarkan untuk menginap di basecamp. Tapi karena sudah ada jatah uang penginapan, harus dimaanfaatkan lah ya :p. Setelah cek lokasi turlap, barulah mencari penginapan yang dekat dengan lokasi turlap, namanya Hotel Sawahan. Rate per malam sekitar Rp350.000 dengan fasilitas standar tapi cukup nyaman. Keesokan hari mulailah bergerilya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan mengetuk 10 pintu rumah dan mewawancarai seluruh anggota keluarga di dalamnya. Capek? Lumayan. But it was fun to get to know people. Dikejar jadwal di wilayah berikutnya, alhamdulillah dalam sehari selesai juga tugasnya walaupun jam 8 malam baru bisa cari tempat makan malam lalu pulang ke hotel.

Keesokan paginya beres-beres kuesioner dan packing siap-siap menuju lokasi selanjutnya, Kabupaten Limapuluh Kota. Hasil googling, tanya-tanya ke sopir mobil travel dan sesama penumpang menunjukkan nggak ada hotel atau penginapan di daerah sana lalu disarankan menginap di Payakumbuh, kabupaten yang tetanggaan sama Limapuluh Kota. Perjalanan Padang-Payakumbuh hanya memakan waktu sekitar 3 jam. Hotel Mangkuto menjadi pilihan karena letaknya yang paling dekat dengan lokasi turlap dan berada di wilayah yang ramai. Rate per kamar dengan double bed sekitar Rp250.000-Rp300.000 dengan fasilitas yang menurut gue lebih bagus daripada hotel di Padang. Late lunch membuat kami langsung bergerilya mencari tempat makan di luar hotel. Jalan kaki sekitar 15 menit, iya, kelaparan dan kami harus jalan dulu (*hufh* seperti biasa, standar waktu jarak tempuh antara penduduk lokal dengan pendatang pasti beda ya), akhirnya sampai di RM Sederhana yang letaknya di pinggir jalan dengan suguhan pemandangan sawah di sekitarnya. Selain sejuk karena dikelilingi sawah, rumah makannya juga terbuat dari kayu, adem, nggak perlu AC. Makanan yang terkenal di sana ternyata ikan nila bakar yang bumbunya enaaaaaaakkkk banget dan meresap sampai ke dalamnya. Nasi putih panas, sayur daun singkong, dan lengkap dengan sambal. Menu sederhana tapi kaya rasa *tsaaah* dan yang terpenting, ehem, murah! xD

RM Sederhana Payakumbuh


Obrolan dengan enumerator di Limapuluh Kota menghasilkan saran untuk turlap di sore hari karena mayoritas penduduk hanya bisa ditemui sore hingga malam hari. Nah jadilah punya banyak waktu luang dari pagi hingga siang. Kalau pagi hari dimanfaatkan untuk istirahat, siang pun kami berkelana *halah* ke mall! hahaha. Eh tapi jangan dibandingkan ya mall di Jakarta dengan mall Payakumbuh ya. Di sana hanya ada satu pusat perbelanjaan, ada yang bisa menebak? Yap RAMAYANA. Iseng aja sih main-main sekaligus cari tempat makan alternatif dan ternyata gue malah tertarik beli jam tangan dengan model cakep yang lagi diskon.
Baru kali ini gerai fastfood kasih condiment langsung botolnya :D

Beres turlap hari pertama di kabupaten ini malamnya langsung cari tempat makan enak lagi. Kali ini makan malam bareng korlap dan enumerator di salah satu tempat makan paling hits di Payakumbuh, namanya Bofet Pergaulan yang berada di tengah kota. Rekomendasi makanan dari teman kuliah yang kampungnya Payakumbuh sih harus coba Ayam Batokok. Batokok dalam bahasa setempat artinya dipukul-pukul atau digebukin. Jadi, Ayam Batokok itu ayam yang digebukin dan dikasih sambal hijau. Kalo di Jawa sama dengan Ayam Penyet lah. Kelar makan masih

Ah iya, tim gue mendapat pinjaman mobil dari Sudinkes Payakumbuh dan mobilisasi bisa lebih mudah plus bisa dipakai jalan-jalan juga :p. Nggak mau menyia-nyiakan waktu luang, keesokan hari setelah sarapan kami nekat jalan-jalan hanya dengan bermodal tanya sana-sini (dan google maps tentunya) akhirnya sampai juga di Lembah Harau. Barisan bukit-bukit terjal dikelilingi sawah sudah terlihat dari kejauhan dan sepertinya cocok untuk olahraga panjat tebing, tapi tentunya untuk profesional (dan nggak yakin juga pernah ada yang panjat tebing di situ). Biaya masuk lokasi wisatanya cukup murah, sekitar Rp5000,- dan ada banyak fasilitas seperti saung-saung untuk piknik. Sebenarnya ada air terjun di dalamnya, tapi berhubung gue kesana di musim kemarau, airnya nggak keluar sama sekali.
Bagus kan? Dibantu filter HDR juga sih hehe


Padinya sudah dipanen


Imajinasi liar gue menganggap ini mirip Gn. Rushmore di US :p




Dinding bukit terjal, pepohonan, dan padi menguning, keren!




Sore harinya diajak ke tempat wisata berikutnya, Kapalo Banda Taram. Letaknya di Kecamatan Harau, sekitar setengah jam perjalanan dari pusat kota Payakumbuh. Aksesnya nggak sulit cuma jalanannya masih mayoritas bebatuan. Awalnya lokasi ini adalah saluran irigasi tradisional untuk pengairan sawah sekitarnya, namun pemandangan sekitarnya bagus jadi dibuat untuk pariwisata, walaupun belum ada pengelola resminya. Di sana kita bisa menyewa rakit bambu untuk berkeliling danau dengan opsi mendayung sendiri atau ada penduduk lokal yang mendayung. Gue yang notabene nggak bisa berenang, lumayan ngeri juga tapi gengsi mengalahkan segalanya dan akhirnya gue pun mau naik rakit (tentunya bukan gue yang mendayung). Nggak ada tarif khusus untuk menyewa rakit dan jasa pendayungnya, bayar sepantasnya aja lah. Hutan di sekeliling danau ternyata sering jadi lokasi perburuan babi hutan lho saking rimbunnya.




Tampak Gn. Marapi di kejauhan

Malamnya perburuan makanan enak dimulai kembali. Sekarang giliran Sate Dangung-Dangung yang disantap. Lokasinya ada di Kecamatan Dangung-Dangung, Payakumbuh. Gue bukan penikmat sate khas padang tapi begitu makan sate ini, langsung gue deklarasikan sebagai sate khas padang terenak yang pernah gue coba. Bahkan ada enum yang mengaku pernah mengirimkan Sate Dangung-Dangung ini ke kakaknya yang tinggal di Jakarta. Satenya seperti sate khas padang pada umumnya yang dimakan beserta ketupat nasi, tapi kuahnya yang kental dan berasa banget bumbunya jadi pembeda di antara yang lain. FYI, biasanya gue menghindari makan banyak di malam hari karena badan gue gampang melar, tapi demi Sate Dangung-Dangung ini gue rela makan 2 porsi hahaha.
Ngiler kan kan kan? xD

Keesokan paginya kami harus packing kembali dan melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi dengan mobil travel kembali. Sebelum lupa, ada satu cerita menarik tentang daerah turlap gue di Kab. Limapuluh Kota, lengkapnya sih daerah Jorong Parak Baru, Taram (Jorong itu sebutan semacam RT/RW di Jakarta). Jadi ada satu bukit misterius yang berdiri menjulang di tengah-tengah pemukiman penduduk. Melihat bentuk fisiknya terlihat mustahil untuk dinaiki. Tapi ternyata bukit tersebut bisa dilalui oleh hanya satu orang, yaitu sang Kepala Jorong pada waktu-waktu tertentu yang entah dengan tujuan apa.
Ini bukit misteriusnya



Yap, tuntas sudah catatan perjalanan gue di Sumbar part.1. Sampai jumpo lagi!

Read More......