holiday is coming!!!
yeah, setelah hampir seminggu liburan tanpa keluar rumah dan hanya ditemani laptop, akhirnya tiba juga saatnya gw merasakan liburan yang benar-benar liburan. berawal dari sms Fandi yang menjarkom ke anak-anak yang sering kumpul di BKM (Balai Kegiatan Mahasiswa) dan mengajak liburan ala backpacker ke Ujung Genteng pada tanggal 17-19 Januari 2011. gw yang masih dalam tahap “rehabilitasi” dari masalah-masalah yang udah gw ceritain di postingan sebelumnya langsung mengiyakan ajakan itu tanpa pikir panjang..haha, just like what my dearest bestfriend said to me, i have to go somewhere to get my ‘sweet escape’.
ijin dari orangtua pun didapat walaupun dengan susah payah. dimulai dengan survei sana-sini lewat berbagai blog, tanya ke orang-orang yang pernah kesana, sampai tanya langsung ke terminal dan stasiun kereta untuk merencanakan rute berangkat tercepat. awalnya kita memilih berangkat jam 5 pagi dengan rute Depok-Bogor-Sukabumi-Surade-Curug Cikaso-Ujung Genteng. tapi di menit-menit terakhir, akhirnya kita memutuskan untuk berangkat malam dengan harapan bisa sampai di tempat tujuan pagi hari dan bisa main-main lebih lama.
fixed 15 orang yang akan ikut ke Ujung Genteng dengan estimasi biaya sekitar 216 ribu belum termasuk biaya makan. kami pun membawa perbekalan bahan makanan instan, beras, dan lauk yang cepat saji untuk menekan biaya perjalanan *asli backpacker bgt deh.
Jam 8 malam di hari minggu, 16 Januari, gw dan teman-teman lain berkumpul di rumah kontrakan salah satu geng UjungGenteng (sebut saja begitu) dan briefing tentang alur keberangkatan. kami pun memutuskan berangkat ke sukabumi dengan bus terakhir yang ada. untuk lebih jelas, berikut rute keberangkatan kami beserta tarifnya:
Pocin-Terminal Depok : Rp 2000,-
Depok-Sukabumi (by bus miniarta) : Rp 18000,-
Term. Sukabumi-Term. Lembursitu : Rp 5000,-
Term. Lembursitu-Curug Cikaso (by Elf): Rp 25000,-
Tepat jam 4 pagi kami pun tiba di tempat tujuan pertama, yaitu Curug Cikaso. masih gelap gulita dan belum ada satu pun warung yang buka. alhasil kami pun hanya bisa duduk menunggu di depan warung yang belum buka itu sambil mengistirahatkan badan dan pikiran karena stress setelah terguncang selama 3 jam perjalanan di dalam mobil Elf yang superngebut walaupun track yang ditempuh minim penerangan dan kanan/kirinya adalah jurang/tebing.
setelah semua anggota geng selesai bersih-bersih, sholat subuh, dan sarapan, kami pun langsung menuju Curug Cikaso (tarif masuk Rp 3500,-) dengan berjalan kaki. sebenarnya bisa ke lokasi dengan menyewa perahu (Rp 8000an) tapi setelah bertanya ke penduduk setempat, akses ke Curug Cikaso lewat jalur darat pun gak terlalu jauh, dan gratis tentunya...haha. walaupun track darat becek karena melewati sawah, tapi pemandangan yang di dapat bagus banget. padi yang mulai menguning dengan latar belakang gunung di sebelah kiri dan sungai besar di sebelah kanan bikin semua orang have fun selama perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit. dan capeknya jalan kaki di tengah sawah yang becek pun terbayar dengan Curug Cikaso yang subhanallah banget cantiknya
Curug Cikaso
rainbow
puas main-main di Curug Cikaso, kami pun bergegas menuju ke tempat penangkaran penyu di Ujung Genteng. awalnya kami mau ke Curug Cigangsa tapi karena keterbatasan waktu dan semuanya ingin cepat sampai di penangkaran penyu. perjalanan ke ujung genteng lumayan jauh sehingga kami pun menyewa mobil pick-up dan masing-masing orang hanya membayar Rp 14000,-. awalnya harga sewa mobil lebih mahal dari itu tapi karena kelihaian salah satu anggota geng yang menawar dalam bahasa sunda, akhirnya jadi murah deh :p. oia, ternyata pak haji yang punya mobil sewaan punya anak cowo yang kuliah di UI juga. wah, ternyata dunia sempit...hahaha. sayang anaknya bapak itu masih semester 2 :D
sampai di jalan ujung genteng, kami harus melanjutkan perjalanan ke tempat penangkaran penyu dengan berjalan kaki sejauh 6km. sebenarnya ada jasa ojek yang siap mengantarkan, tapi tarifnya mahaaall (at least Rp 30000,-). waktu tempuh 2,5 jam pun terbayar saat mencapai tempat penangkaran penyu di Pangumbuhan. untuk bisa ikut kegiatan pelepasan tukik dan juga melihat proses penyu bertelur, tiap orang harus membayar Rp 10000,- dan sebelumnya harus mengisi buku tamu terlebih dahulu. untuk dapat melihat proses penyu bertelur yang hanya bisa dilihat pada malam hari, kami menginap di salah satu pos penjaga yang ada di tempat itu.
tukik
sunset @ Pangumbuhan
pukul 9.30 malam, kami diberitahu oleh penjaga bahwa ada penyu yang bertelur. semuanya langsung bergegas padahal lagi seru-serunya main kartu Uno. sebelum penyunya mengeluarkan min.30 telur, kami tidak diperbolehkan mengeluarkan cahaya dari handphone, kamera, atau senter karena bisa membuat penyu stress. sambil menunggu penyu selesai bertelur, petugas patroli sesekali memberi informasi seputar penyu. penyu baru bisa bertelur setelah ia mencapai usia 75 tahun dan penyu yang kami temui kali ini usianya kira-kira 80 tahun. relatif muda karena usia penyu dapat mencapai 300 tahun. dalam satu musim kawin, penyu bisa bertelur hingga 5 kali tiap 15 hari. namun jika sudah 5 kali bertelur, penyu tersebut akan 'menghilang' selama 2-3 tahun sebelum ia dapat bertelur kembali. dalam satu kali bertelur, penyu dapat menghasilkan telur hingga 100 butir, namun hanya akan ada 2 anak yang sanggup bertahan hidup hingga dewasa. penyu yang ada di Pangumbuhan ini termasuk jenis penyu hijau (Chelonia Mydas) yang langka dan termasuk hewan dilindungi.
namanya Luna Maya
ini dia telurnya sebelum dipindah ke penangkaran
pagi hari kami langsung bergegas menuju tempat penginapan kami yang sebenarnya, yaitu Pondok Adi. perjalanan kali ini lebih cepat dan tidak begitu melelahkan karena kami hanya berjalan kaki sejauh 2km dan sisanya kami menyewa mobil pick-up (Rp 5000,-) yang kebetulan sedang mengantar bahan bangunan di tempat kami beristirahat yaitu Cibuaya. setelah check-in, kami langsung meminjam peralatan masak dan makan yang memang disediakan gratis oleh pengelola penginapan. beras dan lauk yang dibawa dari rumah pun dimasak dan untuk tambahan lauk, kami membeli di warung sayur yang letaknya cukup jauh dari penginapan. masing-masing anggota geng cukup membayar Rp 3500,- untuk beli sayuran dan Rp 7000 untuk beli ikan yang akan dibakar sebagai lauk makan malam.
the most beautiful sunset i've ever seen
puas seharian main di pantai yang gak jauh dari tempat penginapan, malamnya 4 ikan bakar super besar dengan hanya membelinya seharga Rp 80000,-. hampir lupa, biaya untuk penginapan selama 2 malam hanya Rp 30000,- dan itu terbagi di dua tempat, di penangkaran penyu Pangumbuhan dan Pondok Adi. untuk Pondok Adi, tarif per malamnya Rp 350000,- untuk satu pondok yang berisi 2 kamar dan karena kami berjumlah 15 orang jadi lebih murah deh.
keesokan harinya setelah beres sarapan dan packing, kami pun bergegas pulang demi mengejar bus terakhir dari sukabumi ke depok. berikut rutenya:
Ujung genteng-Surade (by angkot) : Rp 5000,-
Surade-Term.Lembursitu (by Elf) : Rp 20000,-
Term.Lembursitu-Term.Sukabumi (by angkot) : Rp 5000,-
Term.Sukabumi-Term.Depok (by bus MGI) : Rp 20000,-
dan tetep sopir Elf yang jadi juara karena sanggup membuat 2 orang anggota geng muntah di perjalanan...hahaha
geng UjungGenteng
over all, perjalanan ke Ujung Genteng kali ini sukses membuat gw ngelupain semua masalah-masalah gw dan membuat gw punya saudara seperjuangan seperti geng UjungGenteng yang susah senang selama perjalanan selalu ditanggung bareng :))
kapan-kapan kita backpacker-an lagi ya geng :D
note: untuk biaya perjalanan, dihitung sendiri ya berdasarkan tulisan gw di atas :p