Monday 5 March 2012

A Journey to be a Bachelor of Public Health part. 1

here I am as a last year student in college. a little bit terrified but mostly it's an amazing feeling.
setelah 3,5 tahun kuliah, akhirnya gw harus menempuh fase sebagai mahasiswa tingkat akhir. fase yang menurut banyak orang merupakan fase yang paling ditakutkan karena harus membuat karya tulis bernama SKRIPSI sebagai syarat kelulusan. gw mau cerita sekelumit kisah pembuatan skripsi tercinta gw, dan karena hubungan gw dengan skripsi sangat kompleks, maka gw akan membaginya menjadi beberapa bagian hingga tiba saatnya gw sidang.
well, setelah melalui proses penggalauan yang hebat mengenai tema apa yang akan gw ambil, akhirnya gw memutuskan untuk memilih tema chikungunya yang nantinya akan gw analisis berdasarkan wilayah atau lebih dikenal dengan sebutan analisis spasial. kenapa chikungunya? karena gw merasa penyakit yang satu ini jarang banget dibahas di karya ilmiah manapun. selain karena tidak menimbulkan kematian dan incidence rate yang rendah, penyakit ini juga sulit dideteksi karena mayoritas pasien hanya didiagnosis berdasarkan gejala klinisnya aja. hmm gw ngejelasin kejauhan sepertinya...hehehe. awalnya sih ada senior yang mengambil tema penyakit yang sama tapi gak dianalisis secara spasial dan hanya melakukan penelitian di satu kecamatan. sempet baca di koran juga kalau penyakit ini merebak lagi di beberapa wilayah di Depok. terinspirasi dari itu makanya gw pilih chikungunya di Depok.
memasuki bulan Januari, gw pun memberanikan diri menghadap mami Laila (Pembimbing Akademis) dan dia pun langsung approved usulan tema skripsi gw itu. pencarian jurnal-jurnal pun dimulai. disaat mahasiswa lain sedang menikmati liburan, gw tetep berangkat ke kampus demi mencari jurnal-jurnal untuk referensi skripsi. pembuatan proposal pun dimulai (sampai saat gw mengetik post ini belum selesai juga -red). merasa latar belakang gw kurang kuat, akhirnya gw bertemu mami Laia untuk minta tandatangannya supaya gw bisa langsung turlap (turun lapangan -red) dan melihat data di dinas terkait. tadinya sih mau curhat panjang lebar sama mami tapi berhubung beliau sedang mempersiapkan diri untuk sidang proposal disertasi, akhirnya gw hanya meminta tandatangannya aja.
petualangan gw pun dimulai. instansi pertama yag gw sambangi adalah BPS Kota Depok. hanya berbekal alamat yang diberikan ibu-ibu petugas BPS Jabar yang baik hati mau membalas email gw dan tanya sana-sini rute angkotnya, alhamdulillah sampai juga gw ke BPS Kota Depok. sebenernya gak terlalu jauh dari jalan Margonda, tapi sopir angkotnya sangat amat tega berlama-lama ngetem di banyak tempat.
instansi kedua yang gw datangi adalah Dinkes Kota Depok. instansi ini paling ribet sejagad raya dalam urusan meminta perizinan untuk penelitian. hmm sudah jadi risiko sih dan sebenernya menambah pengalaman banget untuk perizinan dan semacamnya. gw dikasih waktu sebulan untuk meminta data sekunder disana dan gw baru 2 kali melakukan pengambilan data disana. masih ada waktu 3 minggu lagi dan semoga data yang gw inginkan bisa segera dianalisis.

to be continued....

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z:

Post a Comment